Oleh: Nara Setya Wiratama
Tulisan ini saya tulis pada hari ini Jumat Legi, 23 Syawal 1413 H (30 Agustus 2013) Pk. 12.45 Wib.
Oke langsung saja ke bahasan. Keris merupakan simbol kehidupan, dimana dunia ini berawal dari ketiadaan, hampa nan kosong. Lalu lahirlah bayi yang disimbolkan bagian dasar keris yang lebar, dekat dengan tangkai (Ibu Pertiwi). Dimana bayi merupakan lembaran putih, polos, tanpa dosa sedikit pun, dan tidak mempunyai masalah. Namun hari demi hari dilalui, muncullah liku2 kehidupan yang mana semakin dewasa usia seseorang, maka semakin besar pula godaan dalam diri. digambarkan dalam kisah wayang Ramayana, ada 4 Nafsu manusia: Aluwamah (Tokoh: Kumbokarno, Nafsu Makan), Amarah (Tokoh: Rahwana, Nafsu Emosi), Supiyah (Tokoh: Sarpakenaka, Nafsu Seks), dan Muthmainah (Tokoh: Gunawan Wibisono. Sifat terpuji). 4 nafsu ini sering pula disebut dengan Elemen Tanah, Api, Air, dan Angin.
keempat nafsu ini selalu ada di setiap diri manusia, sampai tiba saatnya kembali padanya. Nah, semakin dewasa usia seseorang, maka semakin besar pulalah godaan hidupnya, seperti Keris yang dari dasar nya berukuran lebar namun setelah keatas liku-liku kehidupannya akan semakin mengecil dan akhirnya terputus, menyatu dengan dzat yang maha Esa.
Foto dokumen pribadi
Jadi, jika ada diantara kita menganggap bahwa “Enak ya bapak itu, hidupnya bahagia dengan anak dan istri-istrinya”. Anggapan seperti ini bisa saja benar, orang tersebut memang bahagia jika kita lihat dari luar. namun apa kita tahu permasalahan lain dengan jiwa si Bapak???? kita tidak akan pernah tahu. dan Tuhan pasti memberikan cobaan dan ujian sama disetiap orang, hanya saja bentuk dan wujudnya yang berbeda. Tuhan menguji umatnya tidak hanya dengan kesengsaraan, musibah, dll. namun harta, tahta, dan wanita justru ujian yang sangat berbahaya di kehidupan ini.
Coba lihatlah, berapa banyak pejabat yang kaya, punya rumah mewah, mobil mewah, namun tersendat kasus perselingkuhan dengan selebritis dan lainnya. contoh lagi, berapa banyak orang yang kaya raya, usahanya lancar. namun beberapa bulan kemudian terbukti tersangkut korupsi, dsb. Marilah kita menyelami budaya sendiri, keris bukan milik orang jawa saja namun milik Nusantara Indonesia. Banyak pelajaran hidup dari leluhur kita dahulu untuk pegangan guna kehidupan kita kelak agar bahagia lahir bathin, dan dijauhkan dari balak dan fitnah. langkah yang harus kita lakukan guna memerangi hawa nafsu adalah dengan Agama, sebagai Ageman pakaian yang akan melindungi kita dari energi negatif dari luar. Jadikan Keris bukan lagi barang yang misteri, namun jadikan ia sebagai hasil karya leluhur Nusantara yang wajib kita pertahankan. karena kita pernah jaya dulu dengan simbolisme nya yang dapat kita jadikan pegangan sampai sekarang.
Berikut, ada Tembang Macapat sekar Pangkur karya KGPAA Mangkunegara IV, tertuang dalam Serat Wedhatama, berikut cuplikan syairnya:
Mingkar mingkur ing angkara,
Akarana karenan mardi siwi,
Sinawung resmining kidung,
Sinuba sinukarta,
Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung
Kang tumrap neng tanah Jawa,
Agama ageming aji.
Meredam nafsu angkara dalam diri,
Hendak berkenan mendidik putra-putri
Tersirat dalam indahnya tembang,
dihias penuh variasi,
agar menjiwai hakekat ilmu luhur,
yang tergelar di tanah Jawa (nusantara)
agama sebagai “pakaian” kehidupan.