Setiap orang pasti pernah mendengar istilah hipnosis, hypnosis, hipnotisme, maupun hypnotherapy. Masing-masing orang tentunya juga memiliki pandangan atau pemahaman yang berbeda saat mendengar istilah-istilah tersebut diatas. Pemahaman yang berbeda ini muncul dari berbagai pengalaman seseorang baik melalui koran, majalah, televisi atau bahkan melalui cerita bahwa seseorang pernah menjadi korban kejahatan hipnotis. Istilah hipnotis berarti orang yang melakukan hipnosis. Hal ini sama halnya dengan piano yang merupakan sebuah alat musik. Orang yang ahli memainkan piano disebut pianis. Pemahaman arti kata yang benar sangat perlu untuk dapat memahami hipnosis (Gunawan, 2012: 1-3). Hypnotherapy atau hipnoterapi merupakan aplikasi dari Ilmu hipnosis dalam terapi penyembuhan berbagai masalah emosi. Novian Triwidia Jaya dalam bukunya Hypnoteaching Bukan Sekedar Mengajar, menyebutkan ada beberapa definisi hypnosis yang pernah diungkap yaitu : (1) Hipnosis adalah teknik atau praktik dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk dalam kondisi trance hypnosis, (2) hipnosis adalah suatu kondisi dimana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga sugestibilitas (daya terima saran) meningkat sangat tinggi, (3) hipnosis adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya yang dapat dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak dari Beta menjadi Alpha dan Theta, (4) hipnosis adalah seni komunikasi untuk mengeksplorasi alam bawah sadar, (5) hipnosis adalah kondisi kesadaran yang meningkat (Jaya, 2010: 5). Dari penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sederhana bahwa seluruh proses komunikasi antar manusia pasti secara langsung atau tidak langsung merupakan peristiwa Hypnosis, terutama ketika suatu informasi dapat dengan mudah diterima oleh sisi Subconscious Mind orang lain. Para Communicatorhandal, seperti : Sales, Negosiator, Spiritual Leader, Occult Leader, atau bahkan para guru dan dosen favorit yang banyak disukai peserta didik dalam menyampaikan materi, ia telah menerapkan prinsip Hypnosis secara efektif, walaupun mungkin tidak mempelajarinya. Hypnosis alamiah yang dilakukan oleh para Communicator handal dikenal dengan istilah Informal Hypnosis, atau Indirect Hypnosis, yaitu secara alami mereka dapat membuat Critical Area orang lain menjadi tidak lagi kritis, melalui pola komunikasi yang sangat persuasif (nurindra, 2015: 11).
Banyak aplikasi pengembangan dari ilmu hipnosis ini, salahsatunya adalah hypnoteaching. Hypnoteaching merupakan salahsatu pengembangan dari sekian banyaknya teknik hipnosis yang diaplikasikan dalam dunia pembelajaran. Berasal dari kata hipnosis kondisi yang santai, menyenangkan dan teaching yang berarti mengajar. Hipnosis telah ada sejak awal mula peradaban manusia. Fenomena yang dikenal sebagai fenomena hipnosis telah tercatat di berbagai peradaban, suku dan bangsa di muka bumi. Fenomena ini pada zaman dahulu dan juga sekarang selalu dihubungkan dengan berbagai ritual keagamaan, kekuatan magis, supranatural dan klenik. Berbekal pengalaman sejarah yang sangat panjang mengenai stigma hipnosis yang dipandang sebuah kepercayaan supranatural, mistis dan klenik maka tidak heran apabila banyak orang yang memiliki pandangan berbeda terhadap hipnosis (gunawan, 2012: 5-6). Menurut Ibnu Hajar (2011:76) Metode Hypnoteaching merupakan gabungan dari lima metode belajar mengajar seperti quantum learning, accelerate learning, power teaching, neurolinguistic programming (NLP) dan hypnosis. Ibnu Hajar (2011:75) juga menambahkan bahwa metode hypnoteaching bisa diartikan seni berkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar para pesertadidik menjadi lebih cerdas. Novian Triwidia Jaya (2010:4) menyebutkan bahwa Metode Hypnoteaching adalah mengaktifkan inner motivation dan mempersuasi peserta didik. Mempersuasi peserta didik untuk nyaman dan betah dalam belajar serta dengan sugesti yang diberikan guru, peserta didik akan termotivasi untuk terus menikmati belajarnya. Novian juga menambahkan bahwa metode hypnoteaching adalah perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar (Conscious Mind) dan pikiran bawah sadar (Sub Conscious Mind). Para pakar hipnosis yang terkumpul dalam Departement of Education Human Services Division (DEHSD) memberikan definisi yang lebih kongkret, yaitu hypnosis is the by-pass of the critical factor of the conscious mind followed by the establistment of acceptable selective thinking. Hal tersebut berarti bahwa hipnosis adalah penembusan faktor kritik pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti tertentu (hajar, 2011: 36). Sedangkan kata teaching dalam kamus lengkap 99 Miliyar Inggris Indonesia, yang bermakna mengajar atau mendidik (noer, 2010: 117).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hypnoteaching merupakan metode pembelajaran dengan cara menggunakan seni berkomunikasi untuk mempengaruhi peserta didik, sehingga mampu mengubah tingkat kesadarannya dengan menurunkan gelombang otaknya agar lebih nyaman. Pada keadaan ini peserta didik akan merasa tersugesti untuk melakukan perintah-perintah guru dengan sukarela dan senang hati. Dengan demikian hasil yang dicapai dari proses pembelajaran lebih maksimal.